#AwalPernikahan : Menjadi Orang Dewasa dan Menikah

 Hi readers,

Well kali ini bukan dengan review skin care atau make up, tapi kita masuk ke sesi "nilai kehidupan". Sesuai judulnya : Menjadi Orang Dewasa dan Menikah.

Menurutku itu dua hal yang berbeda, kenapa ?
Lagi-lagi dengan kata "menurutku" karena semua tulisan di blog ini kalau bukan dari kutipan sumber ya tentunya dari opini pribadiku. 

Orang yang dewasa belum tentu ditandai dengan ia sudah menikah, padahal menikah itu mengajarkan dan kemudian menuntut kita menjadi dewasa. Aku makin banyak belajar tentang kehidupan dalam 4 bulan menjalani pernikahan ini terutama tentang pola pikir apalagi kini berdua, selain itu manajemen stres terhadap respon lingkungan juga harus kita pelajari. Mungkin karena kini sudah berdua jadi segala sesuatu yang akan dilakukan harus memikirkan bagaimana dampaknya tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga pasangan dan keluarga kami. 

Banyak kemudahan yang akan kita rasakan ketika kita sudah dewasa secara berpikir ketika nantinya memasuki pernikahan. Benar kata orang, "menempuh hidup baru". Tidak hanya karena romantisme yang kini sudah ada teman hidup, tetapi juga karena kehidupan yang kita hadapi menjadi baru. Baru karena sebelumnya lingkungan keluarga kita tentunya berbeda dengan keluarga pasangan, tetapi baru juga dari segi menjalani peran dalam status pernikahan.

Aku mungkin seseorang yang bisa dibilang usianya nanggung untuk dibilang nikah diusia muda atau usia yang sudah boleh menikah, 24 tahun. Sedangkan suamiku sudah 29 tahun, usia yang bagi pria sebenarnya tidak ketuaan untuk menikah. Intinya dari segi UU Perkawinan, usia kami sudah legal untuk menikah dan kami berdua juga sudah sama-sama bekerja. Sudah bekerja menjadi tanda bisa menghidupi diri kami berdua juga. 

Ada sebuah kutipan yang aku suka dan juga menjadi prinsip kalau-kalau ada yang bertanya, Apa sih tanda kamu bisa melangkah untuk menikah ?

Ketika kamu merasa mengerti tentang diri, menemukan apa yang mau kamu cari (jati diri), dan kamu belajar tentang "saling". Entah itu saling mencinta, saling mengerti, dan saling mengalah. 

Sampai tulisan ini aku buat dan aku baca berulang bahkan sampai berani aku klik tombol publikasikan, sebenarnya aku masih dalam tahap belajar tentang kehidupan yang kini chapternya : Awal Pernikahan makanya aku menambahkan hastag di depan judul postingan ini. Semoga berjumpa lagi di tulisanku berikutnya tentang kehidupan yang aku alami, aku merasa perlu mengungkapkan isi kepalaku tapi dengan catatan aman dari ke-toxic-an hehhhee

Oiya apa aku begitu menikmati awal pernikahan ini ?
Jawabannya, karena aku orang yang mau belajar segala hal jadi tentu aku akan selalu belajar dengan bahagia dalam pernikahan ini dan ketika pun ada perasaan tidak nyaman suatu saat maka aku harus tetap belajar bagaimana menemukan kembali kebahagian itu. Tentu kehidupan itu tentang proses dan menikmati setiap proses belajar dalam kehidupan haruslah menjadikan seseorang bahagia. 

Sekian cerita kali ini, 

See you soon :)

Comments

Jangan lupa subcribe