hai..!! apa kabar reader ?
Oke deh admin share Chapter 3 dan 4nya.
Selamat membaca.
Chapter 3
Setiap hari saat waktu bersantai ,Plern belajar bermain gitar dengan tuntunan buku pemberian Kung. Jika benar – benar tidak mengerti barulah Plern bertanya kepada Lim.
Tidak lupa Kung dan Plern, masih saling berkirim surat, walaupun hanya 1 atau 3 bulan sekali.
Di ruang keluarga tampak orangtua Plern sedang berdiskusi tentang rencana pindah rumah mereka ke Rayong. Hal ini terkait dengan urusan bisnis Ayah Plern.
Plern dan Nam dipanggil oleh Ibu, agar mereka berdua tahu , mengenai rencana tersebut.
Nam pun setuju, sedangkan Pern tampak sedikit ragu. Karena bagi Plern, Bangkok adalah kenangan terindah dengan sahabatnya Kung. Tapi mau tidak mau, Plern harus menuruti orangtuanya.
#1 Minggu berlalu.. @Rayong
“Dimana ya alamat rumah Kung di Jakarta? Apa jangan-jangna tertinggal di Bangkok?” gumam Plern
Plern terlihat bingung mencari alamat rumah Kung. Karena ia ingin mengirim surat untuk Kung. Namun alamat rumah Kung hilang. Plern pun putus asa mencari surat berisi alamat Kung.
Dia hanya berdoa,
“Semoga Kung, tidak marah. Jika aku tidak membalas suratnya, karena ia belum tahu alamat baruku. Pasti Kung akan mengirim surat ke alamatku di Bangkok.:(.” Kata Plern dalam hati
Tapi Plern yakin, suatau saat pasti mereka akan bertemu.
#Sementara itu…@Jakarta
Terlihat Kung sedang mondar-mandir di teras rumahnya.
“Hah..sudah 2minggu suratku belum dibalas Plern, apa yang terjadi padanya ya? Apa dia sedang sakit? , sebaiknya aku telepon saja dia.:)” kata Kung
Setelah ditelepon tidak ada yang mengangkat telepon rumah Plern yang lama.
Semenjak kedunya(Plern dan Kung) kehilangan kontak, mereka tidak pernah berkomunikasi lagi.
Setiap malam Plern hanya memandangi bintang, selalu berkata “ bintang sampaikan kabarku pada Kung ya!” kata Plern pada bintang
Dan Kung, setiapa malam hanya menulis dibuku hariannya “Miss U Plern”
~~~~~~~~~~~8 tahun berlalu kemudian~~~~~~~~~~~~
8 tahun berlalu Plern dan keluarganya kembali tinggal di Bangkok, di rumah mereka yang dulu. Karena urusan bisnis ayah mereka di Rayong sudah berakhir.
Dan, setelah 8 tahun kini Plern menjadi gadis remaja yang cantik,lucu , manis dan tidak lupa karir musiknya yang cemerlang. Berpuluh,bahkan ratusana penghargaan ia raih dari bidang music.
Begitu pula dengan Nam, di usianya ke-17 , ia telah menyelesaikan sebuah Novel , dari tulisan tangannya sendiri. Lim, teman Nam dan juga guru amatiran Plern (#bahasa gue????) , juga sukses membentuk sebuah band beraliran music pop rock. Nam dan Lim pun menjadi pasangan kekasih . Semua keadaan di Bangkok setidaknya hampir berubah. Namun bagaimana dengan Kung ? Apa yang meningkat darinya?
Di Jakarta Kung menjadi seorang mahasiswa yang sangat cerdas dalam matematika. Mungkin pembaca sedikit heran, karena sedikit orang berumur 18 tahun sudah menjadi mahasiswa. Kung mengikuti program percepatan. Jadi sewaktu SMA dia hanya belajar 2 tahun , dari kelas 1 SMA langsung loncat ke kelas 3 SMA.
#Ngarang!XD
Karena urusan bisnis orangtuanya sudah hampir selesai di Jakarta, keluarga Kung berencana kembali ke Bangkok. Kung yang senang mendengar hal ini, ingin cepat – cepat ke Bangkok. Tentu saja yang ia cari adalah teman – teman masa kecil dan suasana Bangkok. Terutama Plern, itu adalah hal utama yang membuat Kung ingin cepat – cepat ke Bangkok.
@Jakarta ,
Setelah libur semester Kung dan keluarga pindah kembali ke Bangkok. Hari ini , ia dan keluarg a berada di airport Soekarno-Hatta untuk berangkat ke Bangkok tentunya. Setelah di udara selama beberapa jam, tibalah Kung dan keluarganya. Hati Kung kian berdebar dan ingin cepat – cepat sampai di rumah terdahulunya di Bangkok.
@Bangkok,
Plern yang kini menjadi gadis remaja yang pandai bernyanyi, akan mempersiapkan dirinya untuk bernyanyi di “Thailand Band Festival”. Ia pun mempersipkan diri sebaik mungkin agar penampilannya sempurna.
@Bangkok,
“Nam, kau mau ikut tidak menemanikku di acara festival ?” Tanya Plern
“Ya aku ikut. Lagi pula besok aku libur, jadi bisa menemanimu.” Jawab Nam
“Baiklah ayo berangkat.” Ajak Plern
“Eeeh,.. tunggu sebentar. Aku ganti baju dulu ya.” Pinta Nam
“Ok… cepat sedikit ya.” Jawab Plern
#10 menit kemudian,
“Plern ,lihat bagaimana bajuku ?” Tanya Nam
“Bajumu bagus, tapi ?? “ kata Plern, heran
“Kenapa?” Tanya Nam
“Baju , sepatu dan aksesorismu. Mirip denganku ?!” tanya balik plern ,sambil kesal
“Aaa…kau kan tahu ! Lim juga ada di festival itu ! Jadi, dandananku serasi dengannya.” Jawab Nam, tersipu
“Baiklah… Tapi melihat dandananmu seperti ini aku piker kau bias menggantikanku dia atas panggung !” kata Pler, seraya meninggalkan Nam
“Eh, tunggu Plern. Gitarmu tertinggal.” Teriak Nam, sambil mengambil gitar plern
Mereka berdua tiba di arena Festival, Lim menyambut mereka berdua. Karena dandanan Nam seperti pemusik dan mirip dengan Plern. Lim pun salah sangka, ia mengira Nam adalah Plern. Dan Plern dikira Nam.
“Honey ku , Lim..!!!” sapa Nam
“Plern ?? kau memanggilku Honey ??” Tanya Lim, heran
“Aku Nam, bukan Plern.” Jawab Nam, cemberut
“Dandanan kalian sangat mirip, susah dibedakan.” Jawab Lim
“Ahh, kau pacar sendiri tidak ingat!”kata Nam, sambil memukul Lim
“Aa…Plern. Bagaimana siap untuk pertunjukan?? “ Tanya Lim
“Iya siap !” jawab Pler, tegas
“Baiklah , ayo ke backstage !” ajak Lim
“Nam, kau tidak ikut ?” Tanya Plern kepada Nam
“Tidak aku, di sini saja. Aku ingin menunggu teman-teman yang lain.!” jawab Nam
Kung ternyata datang ke festival tersebut, tidak sengaja ia menabrak seorang wanita, yang ternyata Nam. Kung pun meminta maaf kepada wanita tersebut. Saat melihat wajah gadis tersebut , Kung berkata “Ah, kau Plern apa kabar ?”
“Maaf, kau siapa ?” Tanya Nam, heran
“Kau tidak kenal aku ?” Tanya Kung kembali
“Tidak . Kau siapa ?” kata Nam
“Kau tidak ingat aku.?? Aku orang yang memberimu gitar itu (menunjuk gitar ungu, Plern)” jawab Kung
“Oh, maaf ini gitar saudara kembarku Plern. Apa kau Kung?” Tanya Nam
“Iya aku Kung. , Aaa…. Kau Nam??” kata Kung
“Iya aku Nam. Kau sudah pulang dari Jakarta ? Dan Kau dating bersama siapa ?” Tanya Nam
“Iya aku baru saja tiba tadi siang. Aku datang sendiri. Lim yang mengundangku. Tadi siang ak u bertemu dengannya di Airport.“ jawab Kung
“Wah…! Plern pasti senang kau sudah pulang” jawab Nam, sambil tertawa
“Aah Nam kau bisa saja. Plern tidak ikut ?” Tanya Kung
“Ya, Plern. Dia akan menyanyi bersama bandnya di festival ini!” jawab Nam
“Ahh..dia sekarang sudah punya band ?? Wah hebat ! “ kata Kung, gembira
“Begitulah . “ jawab Nam
Kung dan Nam pun terus berbincang – bincang di halaman acara festival itu. Nam tidak sadar bahwa ia masih membawa gitar Plern.
Sementara itu di backstage, Plern kebingungan mencari gitar kesayangannya.
“Aahh..sial gitarku mana?? “ kata Plern, cemas
“Sudahlah, gunakan saja gitar Tom. Dia kan membawa dua gitar.” Saran Lim
“Tidak bisa, aku sangat saying pada gitarku itu.”jawab Plern
Tidak lama kemudian ,Plern pun teringat jika gitarnya dibawa Nam. Ia segera mencari Nam.
Setelah mencari kesana kemari #kokAyu-TingTing jadinya??,
Plern akhirnya berjumpa dengan Nam, yang sedang berbincang – bincang dengan seorang lelaki.
“Nam….gitarku !” teriak Plern, dengan suara tinggi
“Oh, maaf Plern , gitarmu terbawa olehku. Ini gitarmu.” Jawab Nam , sambil memberi gitar Plern
“Plern, ingat tidak siapa dia ?” Tanya Nam, sambil menunjuk Kung
“Siapa ya ? “ Tanya Plern, bingung
“Kau lupa ?” Tanya Nam, kesal
Sementara Plern mengingat siapa lelaki itu, Lim memanggil Plern. Karena sebentar lagi mereka akan tampil sebagai peserta pertama.
“Plern, cepat kemari kita akan segera tampil” teriak Lim
“Baik Lim” jawab Plern
“Aku pergi dulu ya “ kata Plern kepada Nam dan laki-laki di samping Nam(Kung)
“Plern, nanti emui aku di backstage!!” teriak Nam
“OK !” jawab Plern, sambil mengacungkan ibu jarinya
Chapter 4
10 menit kemudian Festival dimulai, dan peserta pertama adalah L-X Band.
L-X Band adalah band yang dibentuk Plern , Lim dan 2 orang kawannya lagi. L-X Band beraliran music rock-pop. Plern sebagai vokalis sekaligus gitaris band dan Lim sebagai bassisnya. 2 orang lagi, Yok sebagai gitaris dan Burm sebagai drummer. Dalam festival ini mereka membawakan lagu “Stand By Me Love”, lagu ini adalah lagu pertama yang diciptakan oleh Plern.
Tampil selama 5 menit, mereka mendapat tepuk tangan yang meriah. Aksi panggung mereka kompak, keren dan membuat seluruh penonton berdecak kagum. Tak lupa Plern menutup penampilannya denga ucapan terima kasih dan senyuman manisnya.
Kung yang menyaksikan penampilan L-X Band dari awal hingga akhir , merasa bahagia karena bisa melihat Plern bernyanyi dan bermain gitar di depannya. Dan yang membuat kung terpana adalah senyuman Plern. Yang dimana senyum manis itu terakhir ia lihat saat usia mereka kanak-kanak.
“Kung ayo ke backstage !” ajak Nam , smabil menarik tangan Kung
Kung pun hanya diam dan hanya mengikuti Nam.
Sesampainya di backstage.
“AAAAAA..aaaaa…. penampilan kalian sangat…sangat…sangaatttt keren !!!” teriak Nam, bahagia
“Thank’s sweet honey !” jawab lim, senang
“Plern, masihkah kau ingat anak laki-laki yang senang bermain gitar pada pagi hari di depan rumah kita dulu?” Tanya Nam kepada Plern
“Iya..pasti aku ingat dia Kung.” Jawab Plern, dengan ekspresi datar
“Lalu, bagaimana dengan lelaki ini ?? kau tidak ingat ?” Tanya Nam sambil menarik tangan Kung
“Mungkinkah ??? kau Kung?!” Tanya Plern dengan ekspresi bahagia
“Bukan..aku bukan Kung” jawab lelaki itu (Kung) dengan ekspresi datar
Mendengar bahwa lelaki itu bukan Kung , Plern langsung cemberut. Nam yang mendengar itu pun langsung bertanya pada Kung , apa maksud dirinya tidak mengakui bahwa dia adalah Kung. Nam lalu membisiki Kung,
“Apa maksudmu ? Kau Kung kan?” Tanya Nam dengan sinis
“Ini untuk kejutan !” jawab Kung sambil tersenyum kecil
“Oh, aku mengerti.” Jawab Nam
Plern lalu bertanya
“Lalu kau siapa ?” Tanya Plern
“Aku Jack. “ jawab Kung dengan nama samarannya
“Ooh..” jawab Plern singkat
“Penampilanmu keren semoga bandmu menjadi pemenang dalam festival ini.” Kata Jack(Kung)
“Thank’s Jack. O,ya aku kesana dulu ya.” Jawab Plern , seraya pergi
Kung merasa bahagia bisa menatap mata Plern lagi. Ia pun segera pulang ke rumah.
Di perjalanan pulang Kung berjalan sambil mengingat masa kecilnya bersama Plern.
Sampai di rumah, Kung segera tidur.
Sementara itu Plern dan Nam yang sudah berada di rumah berbincang – bincang di teras rumah.Mereka berdua membicarakan tentang festival band tadi dan pengumuman pemenang festival yang akan diselenggarakan esok hari.
Nam yang terlihat menguap dan memutuskan segera tidur. Nam pergi ke kamarnya meninggalkan Plern sendiri di teras rumah.
Plern yang sendiri di teras rumahnya , memikirkan laki-laki yang baru saja ia kenal di festival.
Ia merasa pernah mengenal laki-laki tersebut , tatapan matanya sama seperti tatapan mata Kung.
Plern yang merasa aneh denagan hal tersebut memutuskan untuk segera tidur.
Pada pagi hari Plern dan Nam bersiap – siap ke pasar untuk membeli keperluan dapur. Terlihat Nam yang sedikit repot dengan poni “Jambul Khatulistiwanya” yang ala Syahrini #lho ???
Dan Plern yang masih sibuk dengan gitar ungu kesayangannya.
“Huh(sambil memegang poninya) Ayo pergi!” ajak Nam
“Baiklah” jawab Plern sambil membawa gitarnya
“Kau ? mau mebawa gitar ? “ Tanya Nam
“Ya aku bawa saja gitar ini.” Jawab
“Boleh saja kau bawa gitar itu. Nanti jika uang belanja kita kurang, bisalah aku jual gitarmu” kata Nam , dengan maksud meledek Plern
Di jalan mereka berjumpa dengan Jack(Kung). Jack(Kung) pun menyapa mereka terlebih dahulu,
“Pagi Plern..” sapa Jack(Kung) dengan senyum
“Pagi Jack” jawab Plern dengan senyum pula
“Heee’eemm ! Jack aku tidak kau sapa ?” Tanya Nam dengan wajah cemberut
“Aah ?? Oh ya Nam. Maaf aku lupa menyapamu………..Eeem poni mu kenapa ? Terkena anginkah ??” tanya Jack(Kung) sambil tertawa kecil.
“Aiihh !!! ini poni sengaja buat. Ini sedang tren lhooo….. di Indonesia. “ kata Nam kesal
“Aku tahu . Poni ala Syahrini. Ya, aku kemarin bertemu dengannya(Syahrini) di airport. Katanya dia akan ke Jepang.” Jawab Jack(Kung)
#Naaa.. ketauan author sering nonton infotaiment ! cerita ampe ngelantur gini . wwkkkwkwkk XD
Nam menjadi sedikit jengkel dengan ledekan Jack(Kung).Sedangkan Plern hanya terawa kecil mendengar perbincangan mereka berdua.
“Aku pergi dulu ya! Aku takut pasar tutup. Kalian pergilah berdua mengobrol. Coba ingat-ingat masa lalu !” Kata Nam seraya meninggalkan mereka berdua
“Apa maksudmu Nam ??” Tanya Plern , penasaran
“Bye..bye…bye” jawab Nam dengan tangan melambai
Sementara itu Jack(Kung) dan Plern saling bertatap muka, suasana di sekitar mereka menjadi sunyi tanpa ada satu kata yang terucap dari mulut mereka. Setelah beberapa menit, barulah Jack(Kung) bertanya terlebih dahulu ,
“Plern, kau ingat dengan ini “ kata Jack(Kung) sambil menarik gitar Plern
“Dengar ini. Pasti kau akan ingat siapa aku sebenarnya.” Kata Jack(Kung)
Plern hanya terdiam melihat Jack(Kung) menarik gitar ungu miliknya.
Jack pun mulai bernyanyi sambil bermain gitar,
“ah mai praw..mai meuan pleng tua pai..tae gub chun ..pleng nee chang me kwarm mai.. tae la sieng took toy kum..tee kian long pay~~ ooohh..” sepenggalan lagu yang dinyanyikan Jack(Kung)
Plern yang mndengar lagu itu tiba – tiba teringat kenangan masa kecilnya dengan Kung.
“Cukup!!!” kata Plern sambil memegang tangan Jack(Kung)
“Aku benar – benar mengenalmu. Lebih mengenalmu… kau Kung” kata Plern dengan terharu
“Ya aku Kung . Terima kasih Plern kau masih mengingatku.” Jawab Kung dengan senyum
Plern langsung memukul pundak Kung , seperti ia memukul Kung waktu kecil.
“Kau..tidak bisakah kau bersikap lebih manis ?? Sambutlah aku dengan pelukan atau apalah itu! Kau masih saja memukulku!” kata Kung kesal
“Aah ? sikap manis ? memangnya aku gula ???. Lagi pula aku tidak mau memelukmu !” jawab Plern singkat
“Kenapa ?” Tanya Kung , heran
“Karena kau belum mandi. Badanmu bau !!” jawab Plern sambil tertawa
Kung langsung mencium bajunya ,
“Tidak bau. Aku juga sudah mandi .(wwweeeeee…)” jawab Kung sambil menjulurkan lidahnya
“Baiklah , aku hanya bercanda. Ternyata sikapmu masih sama seperti dulu.” Kata Plern sambil menatap Kung
“Kau juga. Senyummu masih manis , Plern” jawab Kung dengan tatapan mata yang dalam.
Plern yang menjadi salah tingkah dengan tatapan Kung , segera mengalihkan tatapan itu dengan cara meminta gitarnya kembali.
“Kembalikan gitarku.” Kata Plern sambil menarik gitarnya
“Tidak bisa. Ini gitarku” jawab Kung sambil mencegah Plern mendapatkan gitarnya
“Baiklah, itu memang gitar darimu. Mungkin kau akan menagihnya kembali.” Jawab Plern, pasrah
“Hei…jangan marah. Ayolah tersenyum…..(sambil mengerlikan matanya) Ini gitarmu…..” kata Kung dengan ekspresi sedikit centil
“Berhenti mengerlikan matamu,..!!(sambil sedikit memukul wajah Kung) Kau terlihat menggemaskan jika seperti itu !” kata Plern dengan wajah memerah(malu)
“Aku menggemaskan ?” Tanya Kung dengan wajah manis dan tangan memegang pipinya
#enggak ngebayangin gue kalo Kung(Jirayu Laongmanee_ ngelakuan adegan itu, soo pasti unyu gilaa XD.)
Plern hanya tersenyum dan lama-lama menjadi tertawa melihat ekspresi Kung,
Mereka berdua tertawa bersama sambil bermain gitar di pinggir sungai.
#nb: sungainya bersih ya
Oke deh admin share Chapter 3 dan 4nya.
Selamat membaca.
Chapter 3
Setiap hari saat waktu bersantai ,Plern belajar bermain gitar dengan tuntunan buku pemberian Kung. Jika benar – benar tidak mengerti barulah Plern bertanya kepada Lim.
Tidak lupa Kung dan Plern, masih saling berkirim surat, walaupun hanya 1 atau 3 bulan sekali.
Di ruang keluarga tampak orangtua Plern sedang berdiskusi tentang rencana pindah rumah mereka ke Rayong. Hal ini terkait dengan urusan bisnis Ayah Plern.
Plern dan Nam dipanggil oleh Ibu, agar mereka berdua tahu , mengenai rencana tersebut.
Nam pun setuju, sedangkan Pern tampak sedikit ragu. Karena bagi Plern, Bangkok adalah kenangan terindah dengan sahabatnya Kung. Tapi mau tidak mau, Plern harus menuruti orangtuanya.
#1 Minggu berlalu.. @Rayong
“Dimana ya alamat rumah Kung di Jakarta? Apa jangan-jangna tertinggal di Bangkok?” gumam Plern
Plern terlihat bingung mencari alamat rumah Kung. Karena ia ingin mengirim surat untuk Kung. Namun alamat rumah Kung hilang. Plern pun putus asa mencari surat berisi alamat Kung.
Dia hanya berdoa,
“Semoga Kung, tidak marah. Jika aku tidak membalas suratnya, karena ia belum tahu alamat baruku. Pasti Kung akan mengirim surat ke alamatku di Bangkok.:(.” Kata Plern dalam hati
Tapi Plern yakin, suatau saat pasti mereka akan bertemu.
#Sementara itu…@Jakarta
Terlihat Kung sedang mondar-mandir di teras rumahnya.
“Hah..sudah 2minggu suratku belum dibalas Plern, apa yang terjadi padanya ya? Apa dia sedang sakit? , sebaiknya aku telepon saja dia.:)” kata Kung
Setelah ditelepon tidak ada yang mengangkat telepon rumah Plern yang lama.
Semenjak kedunya(Plern dan Kung) kehilangan kontak, mereka tidak pernah berkomunikasi lagi.
Setiap malam Plern hanya memandangi bintang, selalu berkata “ bintang sampaikan kabarku pada Kung ya!” kata Plern pada bintang
Dan Kung, setiapa malam hanya menulis dibuku hariannya “Miss U Plern”
~~~~~~~~~~~8 tahun berlalu kemudian~~~~~~~~~~~~
8 tahun berlalu Plern dan keluarganya kembali tinggal di Bangkok, di rumah mereka yang dulu. Karena urusan bisnis ayah mereka di Rayong sudah berakhir.
Dan, setelah 8 tahun kini Plern menjadi gadis remaja yang cantik,lucu , manis dan tidak lupa karir musiknya yang cemerlang. Berpuluh,bahkan ratusana penghargaan ia raih dari bidang music.
Begitu pula dengan Nam, di usianya ke-17 , ia telah menyelesaikan sebuah Novel , dari tulisan tangannya sendiri. Lim, teman Nam dan juga guru amatiran Plern (#bahasa gue????) , juga sukses membentuk sebuah band beraliran music pop rock. Nam dan Lim pun menjadi pasangan kekasih . Semua keadaan di Bangkok setidaknya hampir berubah. Namun bagaimana dengan Kung ? Apa yang meningkat darinya?
Di Jakarta Kung menjadi seorang mahasiswa yang sangat cerdas dalam matematika. Mungkin pembaca sedikit heran, karena sedikit orang berumur 18 tahun sudah menjadi mahasiswa. Kung mengikuti program percepatan. Jadi sewaktu SMA dia hanya belajar 2 tahun , dari kelas 1 SMA langsung loncat ke kelas 3 SMA.
#Ngarang!XD
Karena urusan bisnis orangtuanya sudah hampir selesai di Jakarta, keluarga Kung berencana kembali ke Bangkok. Kung yang senang mendengar hal ini, ingin cepat – cepat ke Bangkok. Tentu saja yang ia cari adalah teman – teman masa kecil dan suasana Bangkok. Terutama Plern, itu adalah hal utama yang membuat Kung ingin cepat – cepat ke Bangkok.
@Jakarta ,
Setelah libur semester Kung dan keluarga pindah kembali ke Bangkok. Hari ini , ia dan keluarg a berada di airport Soekarno-Hatta untuk berangkat ke Bangkok tentunya. Setelah di udara selama beberapa jam, tibalah Kung dan keluarganya. Hati Kung kian berdebar dan ingin cepat – cepat sampai di rumah terdahulunya di Bangkok.
@Bangkok,
Plern yang kini menjadi gadis remaja yang pandai bernyanyi, akan mempersiapkan dirinya untuk bernyanyi di “Thailand Band Festival”. Ia pun mempersipkan diri sebaik mungkin agar penampilannya sempurna.
@Bangkok,
“Nam, kau mau ikut tidak menemanikku di acara festival ?” Tanya Plern
“Ya aku ikut. Lagi pula besok aku libur, jadi bisa menemanimu.” Jawab Nam
“Baiklah ayo berangkat.” Ajak Plern
“Eeeh,.. tunggu sebentar. Aku ganti baju dulu ya.” Pinta Nam
“Ok… cepat sedikit ya.” Jawab Plern
#10 menit kemudian,
“Plern ,lihat bagaimana bajuku ?” Tanya Nam
“Bajumu bagus, tapi ?? “ kata Plern, heran
“Kenapa?” Tanya Nam
“Baju , sepatu dan aksesorismu. Mirip denganku ?!” tanya balik plern ,sambil kesal
“Aaa…kau kan tahu ! Lim juga ada di festival itu ! Jadi, dandananku serasi dengannya.” Jawab Nam, tersipu
“Baiklah… Tapi melihat dandananmu seperti ini aku piker kau bias menggantikanku dia atas panggung !” kata Pler, seraya meninggalkan Nam
“Eh, tunggu Plern. Gitarmu tertinggal.” Teriak Nam, sambil mengambil gitar plern
Mereka berdua tiba di arena Festival, Lim menyambut mereka berdua. Karena dandanan Nam seperti pemusik dan mirip dengan Plern. Lim pun salah sangka, ia mengira Nam adalah Plern. Dan Plern dikira Nam.
“Honey ku , Lim..!!!” sapa Nam
“Plern ?? kau memanggilku Honey ??” Tanya Lim, heran
“Aku Nam, bukan Plern.” Jawab Nam, cemberut
“Dandanan kalian sangat mirip, susah dibedakan.” Jawab Lim
“Ahh, kau pacar sendiri tidak ingat!”kata Nam, sambil memukul Lim
“Aa…Plern. Bagaimana siap untuk pertunjukan?? “ Tanya Lim
“Iya siap !” jawab Pler, tegas
“Baiklah , ayo ke backstage !” ajak Lim
“Nam, kau tidak ikut ?” Tanya Plern kepada Nam
“Tidak aku, di sini saja. Aku ingin menunggu teman-teman yang lain.!” jawab Nam
Kung ternyata datang ke festival tersebut, tidak sengaja ia menabrak seorang wanita, yang ternyata Nam. Kung pun meminta maaf kepada wanita tersebut. Saat melihat wajah gadis tersebut , Kung berkata “Ah, kau Plern apa kabar ?”
“Maaf, kau siapa ?” Tanya Nam, heran
“Kau tidak kenal aku ?” Tanya Kung kembali
“Tidak . Kau siapa ?” kata Nam
“Kau tidak ingat aku.?? Aku orang yang memberimu gitar itu (menunjuk gitar ungu, Plern)” jawab Kung
“Oh, maaf ini gitar saudara kembarku Plern. Apa kau Kung?” Tanya Nam
“Iya aku Kung. , Aaa…. Kau Nam??” kata Kung
“Iya aku Nam. Kau sudah pulang dari Jakarta ? Dan Kau dating bersama siapa ?” Tanya Nam
“Iya aku baru saja tiba tadi siang. Aku datang sendiri. Lim yang mengundangku. Tadi siang ak u bertemu dengannya di Airport.“ jawab Kung
“Wah…! Plern pasti senang kau sudah pulang” jawab Nam, sambil tertawa
“Aah Nam kau bisa saja. Plern tidak ikut ?” Tanya Kung
“Ya, Plern. Dia akan menyanyi bersama bandnya di festival ini!” jawab Nam
“Ahh..dia sekarang sudah punya band ?? Wah hebat ! “ kata Kung, gembira
“Begitulah . “ jawab Nam
Kung dan Nam pun terus berbincang – bincang di halaman acara festival itu. Nam tidak sadar bahwa ia masih membawa gitar Plern.
Sementara itu di backstage, Plern kebingungan mencari gitar kesayangannya.
“Aahh..sial gitarku mana?? “ kata Plern, cemas
“Sudahlah, gunakan saja gitar Tom. Dia kan membawa dua gitar.” Saran Lim
“Tidak bisa, aku sangat saying pada gitarku itu.”jawab Plern
Tidak lama kemudian ,Plern pun teringat jika gitarnya dibawa Nam. Ia segera mencari Nam.
Setelah mencari kesana kemari #kokAyu-TingTing jadinya??,
Plern akhirnya berjumpa dengan Nam, yang sedang berbincang – bincang dengan seorang lelaki.
“Nam….gitarku !” teriak Plern, dengan suara tinggi
“Oh, maaf Plern , gitarmu terbawa olehku. Ini gitarmu.” Jawab Nam , sambil memberi gitar Plern
“Plern, ingat tidak siapa dia ?” Tanya Nam, sambil menunjuk Kung
“Siapa ya ? “ Tanya Plern, bingung
“Kau lupa ?” Tanya Nam, kesal
Sementara Plern mengingat siapa lelaki itu, Lim memanggil Plern. Karena sebentar lagi mereka akan tampil sebagai peserta pertama.
“Plern, cepat kemari kita akan segera tampil” teriak Lim
“Baik Lim” jawab Plern
“Aku pergi dulu ya “ kata Plern kepada Nam dan laki-laki di samping Nam(Kung)
“Plern, nanti emui aku di backstage!!” teriak Nam
“OK !” jawab Plern, sambil mengacungkan ibu jarinya
Chapter 4
10 menit kemudian Festival dimulai, dan peserta pertama adalah L-X Band.
L-X Band adalah band yang dibentuk Plern , Lim dan 2 orang kawannya lagi. L-X Band beraliran music rock-pop. Plern sebagai vokalis sekaligus gitaris band dan Lim sebagai bassisnya. 2 orang lagi, Yok sebagai gitaris dan Burm sebagai drummer. Dalam festival ini mereka membawakan lagu “Stand By Me Love”, lagu ini adalah lagu pertama yang diciptakan oleh Plern.
Tampil selama 5 menit, mereka mendapat tepuk tangan yang meriah. Aksi panggung mereka kompak, keren dan membuat seluruh penonton berdecak kagum. Tak lupa Plern menutup penampilannya denga ucapan terima kasih dan senyuman manisnya.
Kung yang menyaksikan penampilan L-X Band dari awal hingga akhir , merasa bahagia karena bisa melihat Plern bernyanyi dan bermain gitar di depannya. Dan yang membuat kung terpana adalah senyuman Plern. Yang dimana senyum manis itu terakhir ia lihat saat usia mereka kanak-kanak.
“Kung ayo ke backstage !” ajak Nam , smabil menarik tangan Kung
Kung pun hanya diam dan hanya mengikuti Nam.
Sesampainya di backstage.
“AAAAAA..aaaaa…. penampilan kalian sangat…sangat…sangaatttt keren !!!” teriak Nam, bahagia
“Thank’s sweet honey !” jawab lim, senang
“Plern, masihkah kau ingat anak laki-laki yang senang bermain gitar pada pagi hari di depan rumah kita dulu?” Tanya Nam kepada Plern
“Iya..pasti aku ingat dia Kung.” Jawab Plern, dengan ekspresi datar
“Lalu, bagaimana dengan lelaki ini ?? kau tidak ingat ?” Tanya Nam sambil menarik tangan Kung
“Mungkinkah ??? kau Kung?!” Tanya Plern dengan ekspresi bahagia
“Bukan..aku bukan Kung” jawab lelaki itu (Kung) dengan ekspresi datar
Mendengar bahwa lelaki itu bukan Kung , Plern langsung cemberut. Nam yang mendengar itu pun langsung bertanya pada Kung , apa maksud dirinya tidak mengakui bahwa dia adalah Kung. Nam lalu membisiki Kung,
“Apa maksudmu ? Kau Kung kan?” Tanya Nam dengan sinis
“Ini untuk kejutan !” jawab Kung sambil tersenyum kecil
“Oh, aku mengerti.” Jawab Nam
Plern lalu bertanya
“Lalu kau siapa ?” Tanya Plern
“Aku Jack. “ jawab Kung dengan nama samarannya
“Ooh..” jawab Plern singkat
“Penampilanmu keren semoga bandmu menjadi pemenang dalam festival ini.” Kata Jack(Kung)
“Thank’s Jack. O,ya aku kesana dulu ya.” Jawab Plern , seraya pergi
Kung merasa bahagia bisa menatap mata Plern lagi. Ia pun segera pulang ke rumah.
Di perjalanan pulang Kung berjalan sambil mengingat masa kecilnya bersama Plern.
Sampai di rumah, Kung segera tidur.
Sementara itu Plern dan Nam yang sudah berada di rumah berbincang – bincang di teras rumah.Mereka berdua membicarakan tentang festival band tadi dan pengumuman pemenang festival yang akan diselenggarakan esok hari.
Nam yang terlihat menguap dan memutuskan segera tidur. Nam pergi ke kamarnya meninggalkan Plern sendiri di teras rumah.
Plern yang sendiri di teras rumahnya , memikirkan laki-laki yang baru saja ia kenal di festival.
Ia merasa pernah mengenal laki-laki tersebut , tatapan matanya sama seperti tatapan mata Kung.
Plern yang merasa aneh denagan hal tersebut memutuskan untuk segera tidur.
Pada pagi hari Plern dan Nam bersiap – siap ke pasar untuk membeli keperluan dapur. Terlihat Nam yang sedikit repot dengan poni “Jambul Khatulistiwanya” yang ala Syahrini #lho ???
Dan Plern yang masih sibuk dengan gitar ungu kesayangannya.
“Huh(sambil memegang poninya) Ayo pergi!” ajak Nam
“Baiklah” jawab Plern sambil membawa gitarnya
“Kau ? mau mebawa gitar ? “ Tanya Nam
“Ya aku bawa saja gitar ini.” Jawab
“Boleh saja kau bawa gitar itu. Nanti jika uang belanja kita kurang, bisalah aku jual gitarmu” kata Nam , dengan maksud meledek Plern
Di jalan mereka berjumpa dengan Jack(Kung). Jack(Kung) pun menyapa mereka terlebih dahulu,
“Pagi Plern..” sapa Jack(Kung) dengan senyum
“Pagi Jack” jawab Plern dengan senyum pula
“Heee’eemm ! Jack aku tidak kau sapa ?” Tanya Nam dengan wajah cemberut
“Aah ?? Oh ya Nam. Maaf aku lupa menyapamu………..Eeem poni mu kenapa ? Terkena anginkah ??” tanya Jack(Kung) sambil tertawa kecil.
“Aiihh !!! ini poni sengaja buat. Ini sedang tren lhooo….. di Indonesia. “ kata Nam kesal
“Aku tahu . Poni ala Syahrini. Ya, aku kemarin bertemu dengannya(Syahrini) di airport. Katanya dia akan ke Jepang.” Jawab Jack(Kung)
#Naaa.. ketauan author sering nonton infotaiment ! cerita ampe ngelantur gini . wwkkkwkwkk XD
Nam menjadi sedikit jengkel dengan ledekan Jack(Kung).Sedangkan Plern hanya terawa kecil mendengar perbincangan mereka berdua.
“Aku pergi dulu ya! Aku takut pasar tutup. Kalian pergilah berdua mengobrol. Coba ingat-ingat masa lalu !” Kata Nam seraya meninggalkan mereka berdua
“Apa maksudmu Nam ??” Tanya Plern , penasaran
“Bye..bye…bye” jawab Nam dengan tangan melambai
Sementara itu Jack(Kung) dan Plern saling bertatap muka, suasana di sekitar mereka menjadi sunyi tanpa ada satu kata yang terucap dari mulut mereka. Setelah beberapa menit, barulah Jack(Kung) bertanya terlebih dahulu ,
“Plern, kau ingat dengan ini “ kata Jack(Kung) sambil menarik gitar Plern
“Dengar ini. Pasti kau akan ingat siapa aku sebenarnya.” Kata Jack(Kung)
Plern hanya terdiam melihat Jack(Kung) menarik gitar ungu miliknya.
Jack pun mulai bernyanyi sambil bermain gitar,
“ah mai praw..mai meuan pleng tua pai..tae gub chun ..pleng nee chang me kwarm mai.. tae la sieng took toy kum..tee kian long pay~~ ooohh..” sepenggalan lagu yang dinyanyikan Jack(Kung)
Plern yang mndengar lagu itu tiba – tiba teringat kenangan masa kecilnya dengan Kung.
“Cukup!!!” kata Plern sambil memegang tangan Jack(Kung)
“Aku benar – benar mengenalmu. Lebih mengenalmu… kau Kung” kata Plern dengan terharu
“Ya aku Kung . Terima kasih Plern kau masih mengingatku.” Jawab Kung dengan senyum
Plern langsung memukul pundak Kung , seperti ia memukul Kung waktu kecil.
“Kau..tidak bisakah kau bersikap lebih manis ?? Sambutlah aku dengan pelukan atau apalah itu! Kau masih saja memukulku!” kata Kung kesal
“Aah ? sikap manis ? memangnya aku gula ???. Lagi pula aku tidak mau memelukmu !” jawab Plern singkat
“Kenapa ?” Tanya Kung , heran
“Karena kau belum mandi. Badanmu bau !!” jawab Plern sambil tertawa
Kung langsung mencium bajunya ,
“Tidak bau. Aku juga sudah mandi .(wwweeeeee…)” jawab Kung sambil menjulurkan lidahnya
“Baiklah , aku hanya bercanda. Ternyata sikapmu masih sama seperti dulu.” Kata Plern sambil menatap Kung
“Kau juga. Senyummu masih manis , Plern” jawab Kung dengan tatapan mata yang dalam.
Plern yang menjadi salah tingkah dengan tatapan Kung , segera mengalihkan tatapan itu dengan cara meminta gitarnya kembali.
“Kembalikan gitarku.” Kata Plern sambil menarik gitarnya
“Tidak bisa. Ini gitarku” jawab Kung sambil mencegah Plern mendapatkan gitarnya
“Baiklah, itu memang gitar darimu. Mungkin kau akan menagihnya kembali.” Jawab Plern, pasrah
“Hei…jangan marah. Ayolah tersenyum…..(sambil mengerlikan matanya) Ini gitarmu…..” kata Kung dengan ekspresi sedikit centil
“Berhenti mengerlikan matamu,..!!(sambil sedikit memukul wajah Kung) Kau terlihat menggemaskan jika seperti itu !” kata Plern dengan wajah memerah(malu)
“Aku menggemaskan ?” Tanya Kung dengan wajah manis dan tangan memegang pipinya
#enggak ngebayangin gue kalo Kung(Jirayu Laongmanee_ ngelakuan adegan itu, soo pasti unyu gilaa XD.)
Plern hanya tersenyum dan lama-lama menjadi tertawa melihat ekspresi Kung,
Mereka berdua tertawa bersama sambil bermain gitar di pinggir sungai.
#nb: sungainya bersih ya